Bagaimana metode dan sistem pencatatan, serta penilaian inventory?
Setiap perusahaan dagang tentu harus memperhatikan soal persediaan (inventory) barang. Dikarenakan pentingnya pencatatan barang, maka perusahaan akan melakukan pencatatan agar kuantitas persediaan barang yang dimilikinya bisa terkelola dengan baik. Dalam akuntansi, pencatatan kuantitas persediaan barang tersebut bisa dilakukan dengan 4 metode utama. Berikut adalah metode-metode yang dipakai manusia lazim pada umumnya
1. Metode Perpetual (Perpetual System)
Metode Perpetual merupakan cara pencatatan kuantitas persediaan barang secara langsung saat transaksi terjadi. Rincian pada buku tersebut bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Dikarenakan tidak perlu adanya lagi untuk mengadakan perhitungan fisik agar mengetahui jumlah persediaan akhir, maka cara pencatatan persediaan barang dengan metode perpetual ini akan mempermudah penyusunan neraca dan laporan laba rugi jangka pendek.
2. Metode First In First Out (FIFO)
FIFO (First In First Out), sesuai namanya berarti barang yang pertama masuk berarti yang akan dikeluarkan terlebih dahulu. Metode ini cocok diberlakukan untuk perusahaan dengan persediaan barang yang memiliki masa kadaluarsa seperti makanan, obat, dan sejenisnya. Penerapan metode FIFO sendiri mempunyai beberapa kelebihan seperti nilai persediaan yang disajikan secara relevan di laporan posisi keuangan. Namun dibalik itu ada juga beberapa kekurangannya seperti nilai laba yang kurang akurat dan pajak yang dibayarkan menjadi lebih besar.
3. Metode Last In First Out (LIFO)
Berkebalikan dengan metode FIFO, maka metode LIFO (Last in First Out) artinya pencatatan persediaan barang dilakukan dengan menghitung barang yang paling terakhir masuk adalah barang yang akan pertama dikeluarkan. Artinya, perolehan persediaan akhir dinilai dari perolehan yang pertama masuk. Metode ini sendiri didasarkan pada asumsi bahwa aliran keluar biaya persediaan adalah kebalikan dari kronologi terjadinya biaya.
4. Metode Rata-Rata (Average)
Metode rata-rata menjadi salah satu bagian dari pencatatan kuantitas persediaan barang yang dianggap sebagai titik tengah antara metode LIFO dan FIFO. Metode ini memiliki karakter bahwa barang yang ada tidak diperhatikan mana yang masuk lebih awal atau akhir. Artinya, akan dilakukan pembagian atau perhitungan rata-rata antara biaya barang yang tersedia untuk dikeluarkan dengan jumlah unit yang tersedia sehingga persediaan akhir dan beban pokok penjualannya juga dihitung dengan harga rata-rata.
Sistem pencatatan persediaan pun juga memiliki 2 cara yang diterapkan, yaitu:
1. Perpetual, yang artinya adalah pencatatan persediaan barang secara bekelanjutan (real-time) atau juga biasa disebut pencatatan system buku. Pada metode perpetual, nilai persediaan dan harga pokok penjualan (HPP) setiap barang yang masuk dan keluar dicatat sesuai dengan waktu terjadinya transaksi. Untuk menjamin keakuratan jumlah persediaan maka pada periode tertentu (bulanan/ tahunan) akan dilakukan perhitungan secara fisik (stock opname). Dengan penerapan metode pencatatan perpetual, kita bisa mengetahui jumlah persediaan dan harga pokok penjualan (HPP) setiap saat.
2. Periodik, yang artinya adalah pencatatan persediaan barang fisik secara pada waktu tertentu atau biasa disebut sistem perhitungan fisik. Pada sistem pencatatan periodik, persediaan tidak dicatat ketika ada pembelian ataupun penjualan. Nilai persediaan dan harga pokok penjualan (HPP) akan dicatat pada akhir periode (bulanan atau tahunan) berdasarkan perhitungan stock opname.
Lalu, bagaimana cara penilaian inventory? Hanya ada 3 cara, yaitu:
1. FIFO (First in First Out)
Metode FIFO merupakan metode penilaian barang dagangan berdasarkan harga barang yang diterima pertama di gudang. Tanggal barang diterima dan harga merupakan komponen yang penting dalam metode penilaian ini. Perhitungan harga pokok penjualan (HPP) menggunakan perhitungan harga per unit dari barang yang diterima pertama. Sedangkan untuk menghitung persediaan akhir di laporan keuangan dengan cara menghitung jumlah barang yang masih tersedia sesuai dengan harga per unit barang.
2. LIFO (Last in First Out)
Metode LIFO merupakan metode penilaian barang dagangan berdasarkan harga barang yang diterima terakhir di gudang. Perhitungan harga pokok penjualan (HPP) menggunakan harga per unit dari barang yang diterima terakhir dan untuk menghitung persediaan yang masih tersedia sesuai dengan harga per unit barang.
3. Weighted Avarage Method
Metode average atau metode rata-rata tertimbang, harga pokok penjualan per unit barang dagangan dihitung dengan membagi total pembelian barang dengan jumlah barang yang tersedia. Untuk menghitung nilai persediaan akhir adalah jumlah barang yang tersedia dikalikan dengan harga rata-rata barang.
Sulit? Tentu tidak. Karena dengan menggunakan OKEO, semua solusi usahamu akan selesai dan kalian juga mampu mengoperasionalkan usaha mu dengan lebih baik lagi!