Tips Membuat Jurnal Umum
TIPS MEMBUAT JURNAL UMUM
Kata jurnal pasti sudah tidak asing lagi dalam dunia akuntasi. Sebab jurnal sangat dibutuhkan dalam setiap pencatatan rinci setiap transaksi. Mulai dari nama, nominal, sampai waktu transaksi. Tentunya dalam membuat jurnal harus ada ketentuan yang harus diperhatikan.
Sebelum kita masuk dalam tips pembuatan jurnal umum, lebih baik kita memahami sedikit banyak tentang Jurnal umum terlebih dahulu. Berikut kita akan membahas lebih luas mengenai jurnal umum, tahapan pembuatan, dan contoh cara pembuatan jurnal umum.
Apa Itu Jurnal Umum ?
Jurnal umum adalah salah satu cara yang digunakan untuk mencatat berbagai jenis bukti transaksi keuangan yang muncul akibat terjadinya berbagai transaksi keuangan dalam periode tertentu.
Kegiatan menjurnal adalah Langkah awal dalam dunia akuntasi. Artinya sebelum menjurnal kita harus mengumpulkan data transaksi dan menganalisa data transaksi tersebut yang harus dilakukan terlebih dahulu. Salah satu hal yang penting adalah data harus pasti dan benar, jika tidak maka jurnal umum yang anda buat tidak benar dan tidak akurat.
Disaat anda membuat jurnal umum pasti anda akan mengisi ransaksi secara rinci, mulai dari tanggal, nama transaksi, jumlah atau nominal, dan keterangan lainnya. Untuk membuat jurnal umum, kamu harus memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam persamaan dasar dan siklus akuntansi. Beberapa dari orang khususnya yang tidak memiliki ilmu akuntasi akan merasa kesulitan untuk membuat jurnal umum, karena membuat jurnal umum tetap membutuhkan ketentuan persamaan dasar akuntasi.
Lima Akun Dalam Akuntansi
ada 5 (lima) akun yang perlu kamu tahu posisi saldo normalnya. Agar lebih mudah, lihat tabel saldo normal akun berikut :
Nama Akun | Debit | Kredit | Saldo Normal |
Aset (harta/aktiva) | + | – | Debit |
Utang (Kewajiban) | – | + | Kredit |
Modal | – | + | Kredit |
Pendapatan | – | + | Kredit |
Beban | + | – | Debit |
Aset (harta/aktiva) : Jika aset (harta/aktiva) anda bertambah maka catatlah pada posisi debit, tapi jika berkurang maka catatlah pada posisi kredit. Saldo normal aset berada pada debit.
Utang (kewajiban) : Pada akun utan (kewajiban) akan berbanding terbalik dengan akun aset. Jika utang bertambah maka anda harus mencatat pada posisi kredit, tapi jika berkurang maka catatlah pada posisi debit. Saldo normal utang (kewajiban) pada posisi kredit.
Modal : Pada akun modal sama dengan akun utang. Jika modal bertambah maka anda harus mencatat pada posisi kredit, tapi jika berkurang maka catatlah pada posisi debit. Saldo normal modal pada posisi kredit.
Pendapatan : Pada akun pendapatan sama dengan akun utang dan modal. Jika pendapatan bertambah maka anda harus mencatat pada posiis kredit, tapi jika berkurang maka catatlah pada posisi debit. Saldo normal pendapatan pada posisi kredit.
Beban : pada akun beban sama dengan akun aset. Jika beban bertambah maka catatlah pada posiis debit, tapi jika berkurang maka catatlah pada posisi kredit. Saldo normal beban pada posisi debit.
Sebelum kamu lanjut ke tahap pembuatan jurnal umum, pastikan kamu sudah mengerti cara menempatkan kredit dan debit untuk setiap akun ya.
Tips Membuat Jurnal Umum
Nah setelah kamu mengerti menempatkan kredit dan debit untuk setiap akun, akan sangat memudahkan kamu untuk lanjut ke tahap pembuatan jurnal umum. Berikut tips yang harus kamu perhatikan dalam membuat jurnal umum :
1. Pahami Persamaan Akuntansi.
Dalam membuat jurnal umum pastikan kamu mengetahui persamaan dasar dalam akuntansi. Persamaan dasar akuntansi adalah sebagai berikut :
ASET = UTANG + MODAL kemudian diperluas menjadi ASET = UTANG + MODAL + (PENDAPATAN – BEBAN). Selain persamaan dasar akuntansi, kamu juga harus memahami saldo normal setiap akun, karena akan mempermudah kamu ke tahap berikutnya.
2. Mengumpulkan Bukti Transaksi
Pada tahap ini sangat penting untuk memiliki bukti transaksi, agar kamu dapat menuliskan transaksi pada jurnal, karena jika tidak ada bukti transaksi kamu tidak dapat membuat jurnal. Selain itu bukti transaksi yang jelas menajdi salah satu bentuk pengendalian management keuangan untuk menghindari kecurangan dan jika suatu saat terjadi masalah pada hasil laporan keuangan yang tidak balance dapat langsung dicek ulang melalui bukti yang ada.
Bukti transaksi dapat berupa faktur, kuitansi, nota, cek, invoice dan lain sebagainya. Dalam proses pengumpulan bukti transaksi ini berlaku untuk transaksi yang bersifat internal serta eksternal.
3. Identifikasi Setiap Transaksi.
Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi setiap transaksi. Pada tahap ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, harus dilakukan oleh orang yang mumpuni dibidang pembukuan. Karena dibutuhkan Analisa serta identifikasi yang mendalam agar menutup peluang untuk terjadinya kekeliruan dan kesalahan, karena apabila terjadi kesalahan akan memungkinan menimbulkan faktor yang fatal.
Dalam tahap ini tidak semua transaksi dapat dicatat, hanya transaksi yang menyebabkan perubahan posisi keuangan dan dapat dinilai dengan satuan moneter. Secaraumum, transaksi yang dapat dijurnal digambarkan dalam sebuah persamaan rumus dasaryaitu: AKTIVA = HUTANG + MODAL.
4. Pencatatan Jurnal Umum
Setelah mengumpulkan bukti transaksi dan mengidentifikasi setiap transaksi Langkah selanjutnya adalah membuat jurnal umum. Istilah yang digunakan untuk aktivitas membuat book of original entry sering disebut penjurnalan. Sistem pencatatan dalam aktivitas perjurnalanbersifat double entry. istilah tersebut adalah setiap transaksiakan berpengaruh pada dua sisi langsung yaitu debet dan kredit dalam jumlah yang sama.
Contoh Membuat Jurnal Umum
- Tanggal 5 Maret 2019, Ibu Rosa menginvestasikan uangnya sebesar Rp900.000.000 pada perusahaannya PT Kasapur
- Tanggal 8 Maret 2019, dibayar uang sejumlah Rp10.000.000 untuk sewa kantor selama satu tahun.
- Tanggal 10 Maret 2019 membeli peralatan dan perlangkapan kantor masing-masing sebesar Rp15.000.000 dan Rp 8.000.000.
- Tanggal 13 Maret 2019 menerima pendapatan dari penjualan tunai sebesar Rp17.000.000.
- Tanggal 8 Maret 2019 membayar gaji pegawai untuk bulan Januari sebesar Rp25.000.000.
Analisis atau Identifikasi Transaksi
- Setoran modal membuat harta perusahaan bertambah dalam bentuk kas Rp900.000.000 (debit). Modal Ibu Rosa bertambah Rp900.000.000 pada sisi kredit.
- Harta perusahaan berupa kas berkurang Rp10.000.000 (kredit) untuk membayar sewa. Namun, perusahaan juga memiliki aset berupa sewa dibayar dimuka sebesar Rp10.000.000 (debit).
- Aset perusahaan berupa peralatan bertambah Rp15.000.000 dan berupa perlengkapan sebesar Rp8.000.000. Tetapi aset berupa kas perusahaan berkurang sebesar Rp23.000.000.
- Pendapatan dari penjualan membuat pendapatan bertambah pada sisi kredit sebesar Rp17.000.000. Aset perusahaan berupa kas bertambah Rp17.000.000 (debit).
- Beban gaji bertambah Rp25.000.000 (debit). Aset perusahaan berupa kas berkurang sebesar Rp25.000.000 (kredit).
Membuat jurnal umum memang dibutuhkan pemahaman mengenai akuntansi, akan terasa lebih sulit untuk orang-orang yang tidak berada dalam dunia akuntansi. Untuk kalian yang kesulitan dalam membuat jurnal umum, kalian bisa menggunakan OKEO yang pastinya akan membantu anda membuat jurnal umum. Membuat jurnal umum terasa sangat mudah jika anda menggunakan OKEO.