Kupas Tuntas Perbedaan Usaha Minimarket Warabala Dan Mandiri

Toko kelontong atau minimarket adalah suatu toko kecil yang umumnya mudah diakses umum atau bersifat lokal. Toko semacam ini umumnya berlokasi di jalan yang ramai, stasiun pengisian bahan bakar, atau stasiun kereta api. Toko kelontong sering ditemukan di lokasi perumahan padat di perkotaan.

Jika kita ingin memulai bisnis minimarket kita bisa harus mengetahui terlebih dahulu minimarket seperti apa yang kita ingin buka. Minimarket mandiri atau minimarket warabala. Perbedaan antara minimarket mandiri dan minimarket waralaba cukup mendasar. Diantara perbedaan itu adalah pada minimarket waralaba nama brandnya sudah terkenal. Diantara minimarket waralaba terkenal yang ada di Indonesia contohnya seperti Alfamart, Indomaret, Alfamidi, dll. Sedangkan minimarket mandiri adalah semacam toserba (toko serba ada) yang brandnya (baca: merek toko) adalah milik kita sendiri.

Untuk modal usaha minimarket warabala cukup membutuhkan biaya yang besar. Jika ingin membeli franchisenya sendiri jika Franchise (Waralaba) dengan Toko Baru, maka perkiraan investasi atau modal yang dibutuhkan dengan area penjualan 30 m2 sd 100 m2 adalah memutuhkan biaya sekitar Rp. 300 juta sampai dengan Rp. 500 juta rupiah. Itupun modal yang dibutuhkan belum termaksud dengan biaya sewa tempat. Jadi jika ingin membeli franchise minimarket cukup memakan biaya yang besar.

Keuntungan jika membuka usaha minimarket dengan warabala / Franchise adalah :

1. Manajemen bisnis telah terbangun

Tidak seperti membangun bisnis sendiri, sistem waralaba telah memiliki manajemen bisnis yang siap dan matang. Biasanya para pewaralaba pun mulai memberi kesempatan membuka waralaba karena bisnis yang dijalani sudah matang, memiliki pasar yang tidak berubah-ubah, dan juga memiliki reputasi yang baik sehingga manajemen dan strategi bisnis yang dijalankan sudah berkelanjutan.

2. Merek atau brand sudah dikenal masyarakat

Brand yang sudah dikenal oleh masyarakat biasanya sudah memiliki konsumen dan pasarnya sendiri sehingga para franchisee tidak perlu memikirkan strategi pemasaran dan analisis pesaing. Merek yang baik pasti juga memiliki liputan media yang luas sehingga bisnis waralaba akan lebih mudah dikenal oleh masyarakat.

3. Kerjasama yang telah terbangun sejak awal

Orang yang membeli waralaba akan mendapatkan keuntungan kerjasama yang telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan dan pemasaran, dan lain sebagainya. Dengan kerjasama yang baik, franchisor biasanya memberikan dukungan berupa pelatihan manajemen finansial, pemasaran, dan juga pasokan sumber daya.

4. Peluang sukses yang lebih cepat

Bisnis waralaba biasanya memiliki peluang sukses yang lebih cepat karena liputan media yang baik dan juga sudah memiliki pasar dan konsumen yang setia. Biaya modal yang dikeluarkan juga terukur karena pasokan sumber daya dan strategi pemasaran yang sudah matang dari franchisor.

5. Manajemen finansial lebih mudah

Setiap investor biasanya lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba, maka sistem manajemen finansial telah ditetapkan oleh pemilik waralaba utama. Sehingga Anda tidak perlu pusing dengan manajemen finansial seperti membangun bisnis baru.

Kekurangan membuka bisnis dengan walabala / Franchise adalah:

1. Kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri. Hal tersebut dikarenakan semua sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak pembeli waralaba akan sangat terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun terkadang tidak dapat diaplikasikan, karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.

2. Meskipun bisnis waralaba memiliki pasar yang matang, para pembeli waralaba biasanya terjebak dalam tren pasar. Perilaku konsumen yang berubah-ubah terhadap tren mampu memengaruhi kondisi bisnis waralaba. Misalnya, franchise Thai Tea yang sudah mulai tergerus trennya dan digantikan dengan minuman campuran Yakult dan juga susu gula aren.

3. Ketergantungan pada reputasi waralaba lainnya. Jika waralaba yang lain melakukan kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal tersebut juga akan memengaruhi waralaba yang sedang Anda kelola.

4. Membutuhkan modal yang lebih banyak. Pihak pewaralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli perjanjian waralaba. Kemudian ada juga biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bagi para pembeli waralaba.

5. Adanya pemotongan keuntungan. Pembeli waralaba memiliki kewajiban untuk membayar royalti dari sejumlah keuntungan yang didapatkan. Jika keuntungan yang didapatkan sedikit, berarti keuntungan tersebut akan dipotong untuk menutupi biaya tersebut.

Jika anda membuka bisnis Minimarket mandiri anda dapat menyesuaikan moal yang anda miliki Anda bisa mendirikan usaha minimarket mandiri dengan modal besar, dan bisa juga dengan modal kecil. Jika Anda punya modal yang kuat, maka Anda bisa menyewa ruko 2 pintu untuk lokasi minimarket Anda. Sedangkan jika modal Anda terbilang kecil, maka Anda bisa membuka usaha minimarket rumahan. Pada minimarket rumahan ini Anda bisa mendirikannya dirumah Anda sendiri (jika kebetulan kediaman Anda tersebut berlokasi di pinggir jalan yang strategis). Perbedaan lainnya adalah pada sisi keuntungan yang akan didapatkan. Pada minimarket mandiri, keuntungannya seratus persen jadi milik Anda. Jika warabala keuntungan yang anda miliki tidak 100% milik anda

Keuntungan membuka bisnis Minimarket Mandiri adalah :

1. Bebas menentukan nilai investasi atau modal awal, Anda tidak perlu mengeluarkan ratusan juta rupiah untuk investasi awal yang ditetapkan pihak waralaba.

2. Perubahan harga jual barang bisa Anda tentukan setiap saat.

3. Laba usaha atau keuntungan minimarket untuk pemilik sendiri, tidak perlu membayar royalty ke pada pihak pemilik waralaba.

4. Pemilik minimarket mandiri dituntut untuk lebih kreatif dan melakukan inovasi-inovasi dalam menjalankan bisnis minimarketnya, sehingga dapat mempertajam kemampuan dalam berbisnis.

5. Bila usaha minimarket yang Anda kelola sudah maju dan cukup modal. Anda bisa mengembangkan bisnis minimarket Anda menjadi bisnis waralaba layaknya indomaret atau alfamart.

Memang jika membuka usaha minimarket mandiri anda harus memulai dan merintis semua dari nol. Namun untuk modal minimarket mandiri anda dapat menyesuaikan modal yang anda punya jika diperkirakan modal yang dibutuhkan untuk membuka usaha minimarket mandiri sekitar Rp. 50 juta sampai dengan Rp. 250 juta. Dengan melihat berbagai keuntungan di atas maka mendirikan minimarket mandiri lebih menarik untuk dijadikan alternative sebagai peluang usaha. Apalagi jika dikaitkan pada faktor permodalan maka mendirikan minimarket mandiri lebih fleksibel dalam menentukan nilai investasi awalnya.

Perlu diperhatikan juga bahwa dengan mendirikan minimarket mandiri tentunya akan mempertajam kemampuan bisnis Anda karena dituntut untuk selalu melakukan inovasi dan kreativitas dalam menjalankan usaha minimarket Anda.

Kalau kamu berminat membuka bisnis Minimarket pastinya membutuhkan pencatatan harian agar mengetahui barang apa yang sudah terjual dan sebagaiya. OKEO menyediakan Fitur-fitur yang sangat membantu kamu untuk membuka bisnis minimarket loh! Jadi kamu gaperlu pusing-pusing lagi deh mencatat pembukuan secara manual. Jadi tunggu apalagi? Yuk mulai bisnis pake OKEO!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *